3.5 COMMON-EMITER CONFIGURATION
1. Tujuan[Kembali]
-
Mengetahui dan memahami aplikasi dari transistor dalam rangkaian listrik
-
Mampu menjelaskan prinsip cara kerja setiap rangkaian
-
Mampu mengaplikasikan dan membuat rangkaian
2. Alat
dan Bahan[Kembali]
-
Alat
1). Power Supply
2). Ampermeter DC
Amperemeter adalah alat yang difungsikan untuk pengukuran tingkat arus listrik yang terdapat pada sebuah rangkaian. Dalam menggunakan alat ini, pastikan untuk melihat satuan dan skala yang digunakan.
-
Bahan
1). Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang bersifat menghambat arus listrik. Resistor termasuk dalam komponen pasif karena komponen ini tidak membutuhkan arus listrik untuk bekerja. Resistor dihitung dengan satuan ohm.
2). Tranistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
3). Ground
Grounding berfungsi sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan akibat adanya bocor tegangan dan untuk menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh daya yang kurang baik.
3. Dasar Teori[kembali]
Bipolar Junction Transistor(BJT) merupakan salah satu dari jenis transistor yang paling umum
dalam komponen elektronika. Transistor BJT memiliki 3 terminal(kaki)
berupa base, emitter, dan collector.
BJT sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu NPN
Transistor dan PNP Transistor:
a) NPN Transistor
Berdasarkan kode singkatan namanya, N sendiri berarti
Negatif sedangkan P berarti Positif. Sehingga NPN merupakan
singkatan dari Negatif-Positif-Negatif, yang mana pada transistor
NPN terminal base akan positif terhadap emitter. Dalam simbol
gambar, transistor NPN ditandai dengan kaki emitter mengarah menuju
emitter, yang menandakan arah arus output keluarannya.
(FIG 3.12. transistor npn)
Sehingga pada transistor NPN, arus akan masuk melalui collector dan
keluar menuju emitter.
Akan tetapi, arus tidak akan mengalir dari
collector menuju emitter sebelum adanya aliran arus dari base
menuju emitter. Bisa dikatakan, base ibarat saklar agar aliran arus
dari collector dapat mengalir menuju keluaran emitter. Selain itu,
arus yang dibutuhkan dalam aliran base tidaklah besar karena sedikit
arus saja sudah cukup untuk menggerakkan pergerakan arus dari
collector menuju emitter. Untuk bisa menggerakkan arus dari base
menuju emitter biasanya dibutuhkan tegangan minimal 0,7 V untuk
transistor yang berbahan silicon.
b) PNP Transistor
Untuk transistor PNP(Positif-Negatif-Positif) terminal base
akan selalu negatif terhadap emitter. Sedangkan dalam simbol gambar,
transistor PNP ditandai dengan kaki emitter menghadap ke dalam.
Sehingga, pada transistor PNP aliran arus akan masuk melalui emitter
dan keluar melalui collector dan terminal base.
Berbeda dengan transistor NPN yang dimana sumber
kontrolnya adalah ketika arus masuk melalui terminal base, pada
transistor PNP sumber kontrolnya adalah arus yang keluar melalui
terminal base.
(FIG 3.12. transistor
pnp)
Arus emitor, kolektor, dan
basis ditunjukkan dalam arah arus konvensionalnya. Meskipun
konfigurasi transistor dapat berubah, hubungan saat ini berkembang
sebelumnya untuk konfigurasi common-base masih berlaku.
Artinya,
IE = IC + IB dan IC = αIE.
Untuk IE = arus emitter
IC = arus collector
IB = arus base
Untuk referensi di masa mendatang, arus kolektor ditentukan oleh
kondisi I B = 0 µA diberi notasi yang ditunjukkan oleh persamaan berikut:
Beta(B)
DC Mode
Dalam keadaan dc nilai IC dan IB dihubungkan dengan besaran yang disebut beta dan didefinisikan oleh persamaan berikut:
AC Mode
Untuk kondisi ac, beta ac didefinisikan sebagai berikut:
Biasing
Bias yang tepat dari penguat emitor bersama dapat ditentukan dengan yang diperkenalkan untuk konfigurasi common-base. Misalkan diberikan sebuah contoh soal dengan transistor npn seperti ditunjukkan pada FIG. 3.18a(gambar dibawah) dan diminta untuk menerapkan bias yang tepat ditempatkan pada perangkat di wilayah aktif.
Menentukan
pengaturan biasing yang tepat untuk konfigurasi transistor npn
emitor-umum.
Langkah pertama adalah menunjukkan arah IE seperti yang ditetapkan oleh panah di transistor simbol
seperti pada Gambar 3.18b.
Langkah kedua, arus lainnya diperkenalkan seperti yang ditunjukkan, mengikuti
hukum Kirchhoff saat ini: IC + IB = IE. Artinya, IE adalah jumlah dari IC dan IB dan baik IC dan IB harus memasuki struktur transistor.
Langkah ketiga, persediaannya diperkenalkan dengan polaritas yang akan mendukung
arah IB dan IC yang dihasilkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.18c
untuk melengkapi gambar. Pendekatan yang sama dapat diterapkan pada transistor pnp. Jika transistor pada Gambar 3.18 adalah transistor pnp, semua
arus dan polaritas pada Gambar. 3.18c akan dibalik.
Breakdown Region
Pada Gambar 3.19 ditunjukkan karakteristik dampak pada
tingkat VCE yang tinggi. Pada tegangan kolektor-emitor maksimum ketika
tetap berada di wilayah operasi stabil yang aktif, Pada arus basis
tingkat tinggi, arus hampir naik secara vertikal, sedangkan pada
tingkat yang lebih rendah suatu medan/wilayah meningkat. Wilayah ini
sangat penting karena peningkatan arus menghasilkan penurunan
tegangan— berbeda dari elemen resistif mana pun di mana peningkatan
arus menghasilkan peningkatan penurunan potensial melintasi
resistor. Daerah seperti ini dikatakan memiliki sebuah Karakteristik resistansi negatif.
Meneliti daerah kerusakan transistor di emitor
bersama konfigurasi.
4. Percobaan[kembali]
- siapkan komponen rangkaian yang diperlukan pada proteus.
- susunlah komponen-komponen tersebut sesuai petunjuk menjadi suatu rangkaian yang kompleks.
- setelah semua komponen terangkai, maka cobalah untuk menjalankannya.
Prinsip kerja :
Rangkaian 3.15a
menggunakan komponen transistor npn dan 2 buah sumber tegangan
> 5. Example, Problem dan Pilihan Ganda[kembali]
- Example
1. Dengan menggunakan karakteristik Gambar 3.13, tentukan IC pada IB = 30 µA dan VCE =10 V
Jawaban:
Di persimpangan IB = 30 µA dan VCE = 10 V, IC = 3.4 mA
2. Dengan menggunakan karakteristik Gambar 3.13, tentukan IC pada VBE = 0,7 V dan VCE = 15 V
Jawaban:
Menggunakan Gambar 3.13b, IB = 20 µA pada VBE = 0.7 V.Dari Gambar 3.13a kita menemukan bahwa IC = 2,5 mA di persimpangan IB = 20 A dan VCE =15 V.
- Problem
1.
Jelaskan ICBO dan ICEO. Bagaimana perbedaan antara keduanya?, Bagaimana hubungannya?,
apakah besarnya sama?
1. Jelaskan ICBO dan ICEO. Bagaimana perbedaan antara keduanya?, Bagaimana hubungannya?, apakah besarnya sama?
Jawaban :
ICBO
dan ICEO
adalah dua parameter yang berbeda, ICBO
berarti arus bocor c-b dengan rangkaian terbuka emitor, ini
diperkuat ketika dalam mode emitor bersama, dengan ICEO
(rangkaian terbuka basis) ditambahkan ke arus basis. Oleh karena itu
istilah ICEO
= (1+β)ICBO
, yang memperhitungkan arus bocor, dimana ICBO
termasuk dalam ICEO.
2. a). Untuk karakteristik emitor pada Gambar 3.13, carilah dc beta pada titik operasi VCE
b). Temukan nilai yang sesuai dengan titik operasi soal diatas
c). Pada VCE = +6 V, Tentukan nilai dari
ICEO
d). Hitung nilai ICBO dengan menggunakan nilai dc
beta yang diperoleh pada bagian (a)
Jawaban :
c). ICEO = 0,3 mA
3. a). Dengan menggunakan gambar 3.13a, tentukan
at IB = 60 µA dan
VCE = 4 V
b). Ulangi bagian (a) pada IB = 30 µA dan
VCE = 7 V
c). Ulangi bagian (a) pada
IB = 10 µA dan VCE = 10 V
d). Berdasarkan hasil dari bagian (a) hingga
(c), apakah nilai βdc dari setiap poin bagian pada
karakteristik? Kapan nilainya yang paling besar?, Bisakah kamu
menjelaskan kesimpulan umum tentang nilai βdc yang sesuai dengan gambar
3.13a?
Jawaban :
a). βdc = IC / IB = 6 mA / 60 µA = 100
b). βdc = IC / IB = 3,2 mA / 30 µA = 106,67
c). βdc = IC / IB = 1,3 mA / 10 µA = 130
d). βdc selalu berubah pada setiap bagian soal pada karakteristiknya.
Semakin kecil nilai IB, semakin besar nilai
VCE → semakin besar nilai βdc
Semakin besar nilai IB, semakin kecil nilai
VCE → semakin kecil nilai βdc
- Pilihan Ganda
ICBO dan ICEO adalah dua parameter yang berbeda, ICBO berarti arus bocor c-b dengan rangkaian terbuka emitor, ini diperkuat ketika dalam mode emitor bersama, dengan ICEO (rangkaian terbuka basis) ditambahkan ke arus basis. Oleh karena itu istilah ICEO = (1+β)ICBO , yang memperhitungkan arus bocor, dimana ICBO termasuk dalam ICEO.
2. a). Untuk karakteristik emitor pada Gambar 3.13, carilah dc beta pada titik operasi VCE
b). Temukan nilai yang sesuai dengan titik operasi soal diatas
c). Pada VCE = +6 V, Tentukan nilai dari
ICEO
d). Hitung nilai ICBO dengan menggunakan nilai dc
beta yang diperoleh pada bagian (a)
Jawaban :
c). ICEO = 0,3 mA
3. a). Dengan menggunakan gambar 3.13a, tentukan at IB = 60 µA dan VCE = 4 V
b). Ulangi bagian (a) pada IB = 30 µA dan
VCE = 7 V
c). Ulangi bagian (a) pada
IB = 10 µA dan VCE = 10 V
d). Berdasarkan hasil dari bagian (a) hingga
(c), apakah nilai βdc dari setiap poin bagian pada
karakteristik? Kapan nilainya yang paling besar?, Bisakah kamu
menjelaskan kesimpulan umum tentang nilai βdc yang sesuai dengan gambar
3.13a?
Jawaban :
a). βdc = IC / IB = 6 mA / 60 µA = 100
b). βdc = IC / IB = 3,2 mA / 30 µA = 106,67
c). βdc = IC / IB = 1,3 mA / 10 µA = 130
d). βdc selalu berubah pada setiap bagian soal pada karakteristiknya.
Semakin kecil nilai IB, semakin besar nilai
VCE → semakin besar nilai βdc
Semakin besar nilai IB, semakin kecil nilai VCE → semakin kecil nilai βdc
1. Daerah dimana transistor tidak boleh beroperasi karena bisa rusak disebut
a. breakdown
b. cutoff
c. emiter
d. gain
e. saturasi
Jawab : a) breakdown, daerah breakdown dapat diketahui melalui kurva nilai collector, yang bilamana melebihi tegangan tertentu maka arus collector akan meningkat pesat. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan terhadap transistor tersebut.
Jawab : d) Ground,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar